MAKALAH EKONOMI PUBLIK
BARANG PUBLIK
Dosen Pembimbing Cahyo Triatmojo, S.
Pd
Disusun Oleh Kelompok 3:
- 1. Eni Chandra N. (092010)
- 2. Abdul Aziz Bachtiar (092018)
- 3. Syifaaul Fuaadi (102215)
- 4. Rosalia Kurnia Hidayati (102248)
- 5. Noor Etika Fitriana (102286)
- 6. Miftachul Ulfa (102291)
- 7. Damayanti Ari Shofiana Dewi (102316)
- 8. Hanan Hanafi (102365)
Pendidikan Ekonomi 2009 A
SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PERSATUAN GURU REPUBLIK INDONESIA
STKIP PGRI JOMBANG
2011
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala limpahan rahmat, taufik,
inayahnya serta hidayahnya, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah
Ekonomi Publik tentang Barang Publik dengan tepat waktu.
Keberhasilan ini tidak mungkin tercapai tanpa adanya dukungan dan bantuan
dari berbagai pihak, baik secara langsung amupun tidak langsung. Oleh karena
itu, penulis menyampaikan terimakasih kepada Bapak Cahyo Triatmojo, S. Pd
selaku dosen pembimbing mata kuliah Ekonomi Publik.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, sehingga
kritik dan saran yang bermanfaat dan membantu akan sanagt diperlukan dari
berbagai pihak.
Jombang,
8 Desember 2011
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ....................................................................................................
i
KATA PENGANTAR ..................................................................................................ii
DAFTAR ISI .................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Masalah ............................................................................................1
B.
Rumusan Masalah ……………………………………………………………….....1
C.
Tujuan Penyusunan
……………………………………………………………….. 1
BAB II PEMBAHASAN
A.
Barang Publik dan Barang Privat ………………………………………………….2
B.
Macam-macam Barang ……………………………………………………………
5
C.
Barang Publik yang Penting ………………………………………………………
6
D.
Sumber Daya Milik Bersama ……………………………………………………..
6
E.
Free Riders dalam Penyediaan Barang Publik ……………………………………7
BAB III PENUTUP
A.
Simpulan ………………………………………………………………………….
9
B.
Saran ……………………………………………………………………………...
9
DAFTAR PUSTAKA ………………………………………………………………. 10
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Aktifitas
pemerintah dapat mempunyai eksternalitas yang penting. Seluruh warga negara
akan merasakan manfaat atas berbagai barang yang dibeli oleh pemerintah.
Contohnya, penyediaan pertahanan umum. Seluruh masyarakat mendapatkan manfaat
dari hal itu, apakah mereka membayar pajak atau tidak. Pemerintah menetapkan
sesuatu seperti undang-undang hak milik dan hukum kontrak yang menciptakan
lingkungan hukum dimana transaksi ekonomi terjadi. Keuntungan yang timbul dari
lingkungan ini dinikmati oleh seluruh masyarakat. Pemerintah menyediakan banyak
barang publik kepada masyarakat. Sekilas, pemerintah tidak jauh berbeda dengan
organisasi lain seperti serikat pekerja, asosiasi profesional, atau bahkan
perkumpulan seperti klub mahasiswa. Mereka memberikan manfaat dan menciptakan
kewajiban bagi para anggotanya. Pemerintah berbeda, terutama karena mereka dapat
mencapai skala ekonomis dan karena pemerintah mempunyai kemampuan untuk membiayai
aktivitas mereka melalui pendapatan pajak. Umumnya, barang publik harus disediakan
oleh pemerintah. Barang ini dikonsumsi
secara kolektif. Hal ini dilakukan oleh pemerintah karena
pada umumnya swasta enggan terlibat dalam penyediaan tersebut. Oleh karena itu,
dalam makalah ini penyusun akan membahas tentang barang publik.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka rumusan
masalah dalam penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Apa yang dimaksud barang publik itu?
2. Apa perbedaan barang publik dengan barang yang lain?
3.
Apa sajakah macam-macam dari barang publik?
C. Tujuan Penyusunan
Adapun tujuan penyusunan makalah ini adalah:
1.
Memberikan tambahan pengetahuan
serta wawasan terkait barang publik.
2.
Memberikan gambaran bagi
rekan-rekan mahasiswa untuk mengetahui pentingnya pengadaan dan penanganan
barang publik.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Barang Publik (Public Goods) dan Barang Privat (Private Goods)
Secara umum barang publik biasa dipahami sebagai
sesuatu yang dapat dinikmati atau dibutuhkan oleh semua orang. Suatu barang
publik merupakan barang-barang yang tidak dapat dibatasi siapa penggunanya dan
sebisa mungkin bahkan seseorang tidak perlu mengeluarkan biaya untuk
mendapatkannya. Barang publik adalah barang yang apabial dikonsumsi oleh
individu tertentu tidak akan mengurangi konsumsi orang lain akan barang
tersebut. Barang publik memiliki sifat non-rival dan non-eksklusif. Ini berarti
konsumsi atas barang tersebut oleh sutu individu tidak akan mengurangi jumlah
barang yang tersedia untuk dikonsumsi oleh individu lainnya dan
non-eksklusif berarti semua orang berhak
menikamti manfaat dari barang tersebut. Contoh barang publik ini diantaranya
udara, cahaya matahari, papan marka jalan, lampu lalu lintas, pertahanan
nasional, pemerintahan dan sebagainya. Akan sulit untuk menentukan siapa saja
yang boleh menggunakan papan marka jalan misalnya, karena keberadaannya memang
untuk konsumsi semua orang. Barang publik (public
goods) adalah barang yang apabila dikonsumsi oleh individu tertentu tidak
akan mengurangi konsumsi orang lain akan barang tersebut. Barang publik
sempurna (pure public goods) adalah barang
yang harus disediakan dalam jumlah dan kualitas yang sama terhadap seluruh anggota
masyarakat. Barang publik hampir sama dengan barang kolektif. Bedanya, barang
publik adalah untuk masyarakat secara umum (keseluruhan), sementara barang kolektif
dimiliki oleh satu bagian dari masyarakat (satu komunitas yang lebih kecil) dan
hanya berhak digunakan secara umum oleh komunitas tersebut.
Sedangkan Barang privat adalah barang yang diperoleh
melalui mekanisme pasar, dimana titik temu antara produsen dan konsumen adalah
mekanisme harga. Sebagian besar barang yang kita konsumsi adalah barang privat,
yaitu barang yang hanya dapat digunakan oleh satu konsumen pada satu waktu.
Misalnya, ketika seseorang sedang memakan kue miliknya, orang lain tidak dapat
melakukan hal serupa. Eksklusivitas kepemilikan menjadi faktor pembeda utama
barang privat dengan barang publik.
Sifat-sifat barang privat tersebut adalah :
1) Rivalrous consumption, dimana
konsumsi oleh satu konsumen akan mengurangi atau menghilangkan kesempatan pihak
lain untuk melakukan hal serupa. Terjadi rivalitas antar calon konsumen dalam
mengkonsumsi barang ini.
2) Excludable consumption, dimana konsumsi suatu barang dapat
dibatasi hanya pada mereka yang memenuhi persyaratan tertentu (biasanya harga),
dan mereka yang tidak membayar atau tidak memenuhi syarat dapat dikecualikan
dari akses untuk mendapatkan barang tersebut (excludable). Contohnya, pakaian di toko hanya dapat dinikmati oleh
mereka yang membeli atau membayar, sementara mereka yang tidak membayar tidak
dapat menikmati pakaian tersebut.
3) Scarcity,
yaitu kelangkaan atau keterbatasan dalam jumlah. Kelangkaan dan ketersediaan
inilah yang menimbulkan kedua sifat sebelumnya.
Barang privat biasanya
memang diadakan untuk mencari profit atau laba. Karena sifat-sifatnya tadi, barang privat dapat
menjaga efisiensi pasar dalam pengadaannya. Efisiensi inilah yang menarik minat
sektor swasta dan menimbulkan pemahaman bahwa barang privat adalah barang yang
diproduksi oleh sektor swasta. Meskipun begitu, pemerintah pun sebenarnya dapat
berlaku sebagai sektor swasta dan menjadi bagian dari pasar dalam penyediaan
barang privat untuk tujuan-tujuan tertentu.
Perbedaan
barang publik denagn barang yang lain:
1. Noneksklusivitas.
Salah satu sifat yang
membedakan barang publik dengan barang lain adalah apakah orang dapat
dikecualikan dari manfaat barang tersebut atau tidak. Bagi kebanyakan barang
pribadi, pengecualian tentu saja sangat dimungkinkan. Pertahanan nasional
merupakan contoh standar. Sekali suatu angkatan bersenjata dibentuk, setiap
orang di suatu negara tersebut diuntungkan, apakah dia membayar atau tidak.
Barang noneksklusif ini dapat dilawan dengan barang konsumsi pribadi yang
eksklusif, seperti mobil atau film dimana pengecualian-pengecualian merupakan
suatu masalah sederhana. Mereka yang tidak membayar barang pribadi tersebut
tidak menerima jasa yang dijanjikan oleh barang tersebut.
2. Nonrivalitas.
Sifat kedua yang menjadi
karakter dari barang-barang publik adalah nonrivalitas. Barang-barang
nonrivalitas adalah barang dimana manfaatnya dapat diberikan bagi pengguna
tambahan dengan biaya marjinal nol. Pada sebagian besar barang, tambahan jumlah
konsumsi membutuhkan sejumlah biaya produksi marjinal. Misalkan tambahan
pemirsa pada satu saluran televisi tidak akan menambah biaya meskipun tindakan
ini menyebabkan terjadinya tambahan konsumsi. Konsumsi oleh tambahan pengguna
dari barang semacam itu adalah nonrivalitas/nonpersaingan sehingga tambahan
konsumsi tersebut membutuhkan biaya marjinal sosial dari produksi sebesar nol, konsumsi
tersebut tidak mengurangi kemampuan orang lain untuk mengkonsumsi.
Macam-macam Barang Publik
Barang publik memiliki dua
sifat atau dua aspek yang terkait dengan penggunaannya, yaitu :
1) Non-rivalry. Berarti
bahwa penggunaan satu konsumen terhadap suatu barang tidak akan mengurangi
kesempatan konsumen lain untuk juga mengkonsumsi barang tersebut. Setiap orang
dapat mengambil manfaat dari barang tersebut tanpa mempengaruhi menfaat yang
diperoleh orang lain. Contoh, dalam kondisi normal, apabila kita menikmati
udara bersih dan sinar matahari, orang-orang di sekitar kita pun tetap dapat
mengambil manfaat yang sama.
2)Non-excludable. Berarti bahwa apabila suatu barang publik
tersedia, tidak ada yang dapat menghalangi siapapun untuk memperoleh manfaat
dari barang tersebut. Dalam konteks pasar, maka baik mereka yang membayar
maupun tidak membayar dapat menikmati barang tersebut. Contoh, masyarakat
membayar pajak kemudian diantaranya digunakan untuk membiayai penyelenggaraan
jasa kepolisian, dapat menggunakan jasa kepolisian tersebut tidak hanya
terbatas pada yang membayar pajak saja. Mereka yang tidak membayar pun
dapat mengambil menfaat atas jasa tersebut. Singkatnya, tidak ada yang dapat
dikecualikan (excludable) dalam
mengambil manfaat atas barang publik.
B. Macam-macam Barang
1.
Barang pribadi adalah barang-barang yang ekskludabel dan rival. Contoh: Es Cendol. Es cendol jelas bersifat ekskludabel
karena kita bisa mencegah orang lain dari mengkonsumsinya. Es cendol juga
bersifat rival karena, jika hanya ada satu es cendol, dan ada seseorang yang
mengkonsumsinya maka orang lain tidak bisa mengkonsumsinya.
2.
Barang publik adalah barang-barang yang tidak
ekskludabel dan juga tidak rival. Artinya siapa saja tidak bisa mencegah untuk
memanfaatkan barang ini, dan konsumsi seseorang atas barang ini tidak
mengurangi peluang orang lain melakukan hal yang sama. Contoh: pertahanan suatu
negara aman karena mampu melawan setiap serangan dari negara lain, maka siapa
saja di negara itu tidak bisa dicegah untuk menikmati rasa aman, peluang bagi
orang lain untuk turut menikmati keamanan sama sekali tidak berkurang.
3.
Sumber daya milik bersama (common resources) adalah barang-barang yang tidak
ekskludabel, namun rival. Contoh: ikan laut. Tidak ada seseorang yang melarang
menangkap ikan laut, atau meminta bayaran kepada nelayan atas ikan-ikan yang
mereka tangkap. Namun ada saat seseorang melakukannya, maka jumlah ikan di laut
berkurang, sehingga kesempatan orang lain melakukan hal yang sama menjadi
berkurang.
4.
Adapula barang yang
ekskludabel, namun tidak memiliki rival. Barang seperti ini muncul dalam situasi monopoli
ilmiah, yaitu produksi yang dikuasai oleh satu perusahaan. Contoh: Jasa pemadam
kebakaran suatu kota kecil. Sangatlah mudah mencegah seseorang menikmati jasa
ini. Petugas kebakaran dapat membiarkan sebuah rumah terbakar begitu saja.
Namun jasa perlindungan kebakaran ini tidaklah bersifat rival, karena kebakaran
rumah tidak terjadi setiap saat, dan setiap rumah memperoleh perlindungan yang
sama. Petugas pemadam kebakaran lebih sering menunggu daripada beraksi
memadamkan kebakaran, sehingga melindungi sebuah rumah tambahan tidak akan
mengurangi kualitas perlindungan mereka pada rumah-rumah lain. Dengan kata
lain, begitu pemerintah kota membuat anggaran untuk jasa pemadam kebakaran,
maka tambahan untuk melindungi tambahan satu rumah baru sangatlah kecil.
C. Barang Publik yang Penting
1. Pertahanan
Nasional. Jika suatu
negara berhasil dipertahankan, tidak ada seorang pun yang bisa dicegah untuk
menikmati manfaatnya. Ketika seseorang menikmati manfaatnya, manfaat yang
dirasakan oleh orang lain tidak akan berkurang. Oleh sebab itu, pertahanan
nasional tidak bersifat ekskludabel maupun rival.
2.
Penelitian ilimu pengetahuan. Jika seorang matematikawan menemukan
sebuah teorima baru, maka teorima tersebut akan masuk kedalam ilmu pengetahuan
yang boleh dimanfaatkan siapa saja secara gratis. Karena pengetahuan adalah
barang publik, maka perusahaan-perusahaan swasta yang mencari keuntungan
cenderung untuk menumpang gratis pada pengetahuan yang ditemukan oleh pihak
lain, dan hasilnya, perusahan-perusahaan ini mengalokasikan sumber-sumber daya
yang terlalu sedikit untuk menciptakan pengetahuan baru. Dengan hak paten, penemuannya bisa menikmati sendiri sebagian
besar manfaatnya sampai batas waktu tertentu. Sebaliknya, seorang matematikawan
tidak dapat mematenkan teorimanya karena pengetahuan umum seperti itu dapat
digunakan oleh siapa saja dengan gratis. Dengan kata lain, berkat adanya
undang-undang hak paten, pengetahuan spesifik dan teknis sifatnya ekskludabel,
sedangkan pengetahuan umum tidak bisa dijadikan ekskludabel.
3.
Pengentasan Kemiskinan. Sistem kesejahteraan bersama memberikan sedikit
uang kepada keluarga miskin. Begitu juga, program makanan murah ditujukan untuk
mengurangi biaya pembelian makanan bagi keluarga miskin berbagai program tempat
tinggal dari pemerintah membuat harga tempat tinggal lebih terjangkau.
Program-program anti kemiskinan ini dibiayai oleh pajak yang dipungut
permerintah dari keluarga atau individu yang sukses secara finansial.
D. Sumber Daya Milik Bersama
Sama halnya
dengan barang publik, sumber daya milik bersama tidak ekskludabel, yaitu sumber-sumber
daya ini tersedia secara gratis bagi siapa saja yang ingin memanfaatkannya.
Namun, tidak seperti barang publik, sumber daya milik bersama berifat rival,
yaitu pemanfaatannya oleh seorang akan mengurangi peluang orang lain untuk melakukan
hal serupa. Maka, sumber daya milik bersama menimbulkan masalah baru. Setelah
barang jenis ini disediakan, para pembuatan kebijakan perlu mempertimbangkan
seberapa banyak barang jenis ini dimanfaatkan.
Sumber
Daya Milik Bersama yang Penting, yaitu:
1.
Air dan Udara Bersih. Pasar tidak mampu melindungi lingkungan hidup
dengan baik. Polusi merupakan eksternalitas negatif yang dapat diatasi oleh
pemerintah dengan regulasi atau pemberlakuan pajak atas kegiatan-kegiatan yang
menghasilkan polusi.
2.
Jalan yang padat. Jalan bisa merupakan barang publik atau sumber
daya milik bersama. Jika jalan raya tidak padat, maka pemanfaatannya oleh
seseorang tidak akan mempengaruhi orang lain. Pada kasus ini, jalan raya bukan
barang rival, dan karenanya jalan raya dalam keadaan padat, jalan raya menjadi
semakin padat, dan orang-orang lain harus mengendarai kendaraan yang lebih
lambat. Pada kasus ini, jalan raya adalah sumber daya milik bersama.
E. Free Riders dalam Penyediaan Barang Publik
Free riders
adalah permasalahan yang muncul dalam penyediaan barang publik terkait dengan
kedua sifatnya, yaitu Non-rivalry dan Non-excludable. Free riders ini adalah mereka yang ikut menikmati barang publik
tanpa mengeluarkan kontribusi tertentu, sementara sebenarnya ada pihak lain
yang berkontribusi untuk mengadakan barang publik tersebut. Contohnya adalah mereka
yang tidak membayar pajak tadi, tapi ikut menikmati jasa-jasa atau
barang-barang yang diadakan atas biaya pajak. Contoh lain, sebuah jalan desa
dibangun dengan kerja bakti. Free rider
adalah mereka yang tidak ikut kerja bakti, tetapi kemudian ikut menggunakan
jalan desa tersebut.
Penyebab sektor
bisnis gagal dalam menyediakan barang publik, yaitu:
Dilihat dari sifatnya yang non-excludable, bahwa
apabila suatu barang publik tersedia, tidak ada yang dapat menghalangi siapapun
untuk memperoleh manfaat dari barang tersebut, sektor swasta tentu akan
menyerahkan pada pihak lain untuk mengadakan barang publik karena terlalu tidak
efisien bagi mereka. Hal ini kemudian menimbulkan penafsiran bahwa barang
publik adalah barang yang harus disediakan oleh pemerintah. Hal ini tidak
selamanya benar. Karena penggunaannya yang untuk publik, maka pada hakikatnya,
publiklah yang juga harus menyediakannya. Sektor swasta biasanya kemudian
mengembangkan cara-caranya sendiri untuk mengatasi efek eksternalitas dan free rider yang dapat menimbulkan
inefisiensi tersebut. Contoh: sistem jalan toll, sehingga hanya mereka yang
membayar yang dapat menggunakan jalan tersebut.
Pemerintah pun pada hakikatnya hanya dapat terwujud karena
diadakan oleh publik. Pihak pemerintah pun mengadakan barang publik dengan
meminta kontribusi dari publik, diantaranya dengan pajak. Selain itu, sering
kali juga pemerintah dapat bertindak sebagai fasilitator penyedia barang publik
untuk kemudian hanya masyarakat tertentu yang bisa menikmatinya, atau untuk
meningaktkan efisiensi produksinya kemudian bekerja sama dengan sektor swasta
dengan batasan-batasan tertentu. Contohnya penyediaan tenaga listrik atau
pengolahan air bersih, yang hanya dapat dinikmati oleh mereka yang membayar
untuk itu, atau membangun jalan dan jembatan juga dari pajak, dan sebagainya.
Bisa saja kemudian masyarakat sendiri yang menyedaikan barang publik untuk
pemenuhan kebutuhannya, misalnya dengan kerja bakti dan sebagainya.
BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
Barang publik adalah barang yang apabila dikonsumsi
individu tertentu tidak akan mengurangi konsumsi orang lain akan barang
tersebut, bersifat non-rival dan non-eksklusif. Macam barang publik menurut
penggunaannya, ayitu non-rivalry dan non-excludable. Barang publik yang penting
yaitu pertahanan nasional, penelitian ilmu pengetahuan dan pengentasan
kemiskinan. Dalam penyediaan barang publik tercipta adanya free riders adalah orang yang ikut menikmati barang publik tanpa
mengeluarkan kontribusi tertentu, sementara ada pihak lain yang berkontribusi
untuk mengadakan barang publik tersebut.
B. Saran
Akhirnya pemenuhan barang publik adalah dilakukan oleh
pemerintah melalui keputusan politik. Cara penentuan tersebut hendaknya dapat
ditempuh melalui proses otoriter atau monopoli oleh pemimpin politik, dan
proses voting yang melibatkan wakil rakyat. Dalam proses monopoli, pemerintah
hendaknya dapat mengetahui kebutuhan masyarakat, kemudian pemerintah harus
menyusun daftar kebutuahn barang publik serat melaksanakan pemenuhannya dan
menetapkan pajak kepada warga negaranya.
Selanjutnya, walaupun penyusun telah berusaha
semaksimal mungkin dalam membuat makalah ini, namun tak ada gading yang tak
retak, karena itu kritik dan saran yang membangun sangatlah penyusun harapkan
dari semua pihak, demi menyempurnakan penyusunan makalah selanjutnya.
DAFTAR PUSTAKA
Reksohadiprodjo, Sukanto. 2001.
Ekonomika Publik. Yogyakarta:
BPFE.
sangat membantu.
ReplyDeletesiapp makasih atas dukungannya
ReplyDeleteWii bagus materinya penjelasannya juga sangat jelas dan mudah dipahami. Terimakasih
ReplyDeleteMakasih baby
ReplyDeleteMakasih
ReplyDeleteSangat membantu
TOTO® Titanium band rings | T-titanium-arts.com
ReplyDeleteTitanium band rings. TOTO® TOTO® TOTO® Titanium titanium armor band rings are sugarboo extra long digital titanium styler designed with ford escape titanium for sale a metal band that titanium cookware are constructed with high-performance graphite titanium babyliss pro solid steel.
Read Full Article sex toys,dildo,dog dildo,cheap sex toys,dildos,dildo,wholesale dildo,cheap dildo,dildo,vibrators more information
ReplyDeletepq336 merrellmexicooficial,merrellzapatillasargentina,palladiumsaleuk,palladiumsaleireland,palladiumoutletcanada,palladiumshoesaustralia,palladiumnewzealand,palladiumskotilbud,palladiumskonorge mq868
ReplyDelete